RATA-RATA RENDEMEN TEBU JATIM 7,7 PERSEN
Kamis, September 11, 2014 | Diposting oleh
BUMI PENATARAN TC |
Edit Entri
Sejak awal musim giling dimulai Mei hingga awal minggu pertama
September, rata-rata rendemen (kadar gula dalam batang tebu) tebu yang
masuk giling di pabrik gula (PG) mencapai 7,7 persen. Rendemen itu
ditargetkan terus meningkat di akhir September hingga mencapai 8 persen.
“Sejak awal giling cuaca kurang bagus karena masih ada hujan sehingga awal giling rendemen masih rendah. Namun cuaca kemarau yang cukup bagus, kami optimistis September ini bisa mendongkrak rendemen tebu mencapai 8 persen,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien saat ditemui, Kamis (11/9).
Ia menuturkan, dari 10 PG yang mencapai rendemen terbaik saat ini delapan di antaranya PG yang berada di Jatim. Terbaik pertama saat ini dipegang PG Gunung Madu Plantation di Lampung dengan rendemen 8,34 persen karena tebu hasil budidaya pabrik sehingga kualitas tebu terjaga.
PG dengan rendemen terrbaik kedua yakni PG Bunga Mayang di Lanpung sebesar 8,26 persen. Sedangkan terbaik ketiga hingga sepuluh yakni PG di Jatim. Mulai PG Mojopanggoong milik PTPN X sebesar 8,16 persen, PG Prajekan milik PTPN XI dengan rendemen 7,93 persen, dan PG Asembagus milik PTPN XI sebesar 7,9 persen.
Dilanjutkan PG Gempolkrep milik PTPN X sebesar 7,85 persen, PG Panji milik PTPN XI sebesar 7,76 persen, PG Pesantren Baru milik PTPN X dengan rendemen 7,7 persen, PG Ngadirejo milik PTPN X sebesar 7,51 X, dan PG Krebet milik PT RNI sebesar 7,32 persen.
Selain angka rendemen yang relatif cukup tinggi, kata Samsul, Jatim juga memiliki produktivitas tebu yang tinggi pula. Jika tahun 2013 produktivitas tebu per kehtare mampu menghasilkan gula 6,5 ton gula tahun ini mampu menghasilkan 7,15 ton gula.
Untuk lahan tebu juga meningkat. Jika 2013 hanya 207 ribu hektare, kini mampu mencapai 217 ribu hektare termasuk 2.000 hektare di antaranya dari tebu Jawa Tengah.
Peningkatan produktivitas tebu Jatim, kata Samsul, dikarekan pemilihan jenis bibit tebu unggul yang ditanam sudah tepat. “Di Jatim ini ada bibit tebu jenis tebu PS 862, PS 864, PSJT, PSDK, dan BL. Semuanya menyesuaikan kondisi wilayah cuaca dan kondisi tanah,” katanya.
Selain itu, produktivitas yang tinggi juga didukung dari hasil bongkar ratoon tebu 2013 yang mampu mencapai 40 ribu hektare lahan dan kini mulai dipanen.
Sementara dari aspek produksi gula, jika tahun lalu gula yang dihasilkan mencapai 1,244 juta ton tahun ini ditargetkan naik menjadi 1,3 juta ton.
Peningkatan jumlah tersebut juga bisa mendongkrak sumbangan gula nasional. Tahun lalu Jatim hanya menyumbang 47 persen dari produksi nasional, kini ditargetkan mampu menyumbang 50 persen. (afr)
sumber: http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/41273
“Sejak awal giling cuaca kurang bagus karena masih ada hujan sehingga awal giling rendemen masih rendah. Namun cuaca kemarau yang cukup bagus, kami optimistis September ini bisa mendongkrak rendemen tebu mencapai 8 persen,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien saat ditemui, Kamis (11/9).
Ia menuturkan, dari 10 PG yang mencapai rendemen terbaik saat ini delapan di antaranya PG yang berada di Jatim. Terbaik pertama saat ini dipegang PG Gunung Madu Plantation di Lampung dengan rendemen 8,34 persen karena tebu hasil budidaya pabrik sehingga kualitas tebu terjaga.
PG dengan rendemen terrbaik kedua yakni PG Bunga Mayang di Lanpung sebesar 8,26 persen. Sedangkan terbaik ketiga hingga sepuluh yakni PG di Jatim. Mulai PG Mojopanggoong milik PTPN X sebesar 8,16 persen, PG Prajekan milik PTPN XI dengan rendemen 7,93 persen, dan PG Asembagus milik PTPN XI sebesar 7,9 persen.
Dilanjutkan PG Gempolkrep milik PTPN X sebesar 7,85 persen, PG Panji milik PTPN XI sebesar 7,76 persen, PG Pesantren Baru milik PTPN X dengan rendemen 7,7 persen, PG Ngadirejo milik PTPN X sebesar 7,51 X, dan PG Krebet milik PT RNI sebesar 7,32 persen.
Selain angka rendemen yang relatif cukup tinggi, kata Samsul, Jatim juga memiliki produktivitas tebu yang tinggi pula. Jika tahun 2013 produktivitas tebu per kehtare mampu menghasilkan gula 6,5 ton gula tahun ini mampu menghasilkan 7,15 ton gula.
Untuk lahan tebu juga meningkat. Jika 2013 hanya 207 ribu hektare, kini mampu mencapai 217 ribu hektare termasuk 2.000 hektare di antaranya dari tebu Jawa Tengah.
Peningkatan produktivitas tebu Jatim, kata Samsul, dikarekan pemilihan jenis bibit tebu unggul yang ditanam sudah tepat. “Di Jatim ini ada bibit tebu jenis tebu PS 862, PS 864, PSJT, PSDK, dan BL. Semuanya menyesuaikan kondisi wilayah cuaca dan kondisi tanah,” katanya.
Selain itu, produktivitas yang tinggi juga didukung dari hasil bongkar ratoon tebu 2013 yang mampu mencapai 40 ribu hektare lahan dan kini mulai dipanen.
Sementara dari aspek produksi gula, jika tahun lalu gula yang dihasilkan mencapai 1,244 juta ton tahun ini ditargetkan naik menjadi 1,3 juta ton.
Peningkatan jumlah tersebut juga bisa mendongkrak sumbangan gula nasional. Tahun lalu Jatim hanya menyumbang 47 persen dari produksi nasional, kini ditargetkan mampu menyumbang 50 persen. (afr)
sumber: http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/41273
Label:
Berita Utama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini, kasih masukan apa saja.